REMBUK STUNTING

nia 22 Juli 2020 15:25:06 WIB

Secara Nasional menurut hasil riset kesehatan dasar (Riskesdas) 2018 menunjukkan bahwa bayi usia di bawah lima tahun (balita) yang menderita stunting mencapai 30,8%. Di Kabupaten Gunungkidul menurut Riskesdas 2018, berada pada prosentase 32,51% (di atas angka nasional) yang berarti tergolong tinggi.

Dalam rangka mendukung upaya percepatan pencegahan dan penurunan stunting di Kabupaten Gunungkidul , maka Pemerintah Kalurahan Ngeposari pada Rabu pagi, 22 Juli 2020 menggelar kegiatan rembuk stunting. Kegiatan ini di hadiri oleh Panewu Semanu dan jajarannya, Puskemas I Semanu, Lurah Ngeposari, Bhabinkamtibmas, Pendamping Kalurahan, Ketua Badan Permusyawaratan Kalurahan (BPK), Dukuh se-Kalurahan Ngeposari, beserta Kader Kesehatan Kalurahan Ngeposari.

Stunting sendiri adalah kondisi gagal tumbuh pada anak balita akibat kekurangan gizi kronis terutama pada 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK). Stunting itu sendiri disebabkan oleh 2 faktor yakni penyebab langsung dan penyebab tidak langsung. Penyebab langsung sendiri ini dikarenakan rendahnya asupan gizi dan status kesehatan anak sedangkan penyebab tidak langsung ada diantaranyya kesenjangan ekonomi, urbanisasi, globalisasi, system pangan dsb.

Stunting sendiri dapat berdampak pada balita baik dalam jangka pendek maupu dalam jangka panjang. Dampak jangka pajang akibat kekurangan gizi dapat menyebabkan menurunnya kapasitas inlogistitelektual, ganguan stuktur fungsi saraf, ganguan pertumbuhan (pendek atau kurus), dan juga meningkatkan resiko penyakit tidak menular seperti diabetes mellitus, hipertensi, jantung coroner, dan stroke.

Dalam pencegahan stunting ini maka ada sasaran prioritas pada ibu hamil, anak usia 0 – 23 bulan atau rumah tangga 1000 HPK, sebagai masa paling kritis dalam tumbuh kembang anak.

Belum ada komentar atas artikel ini, silakan tuliskan dalam formulir berikut ini

Formulir Penulisan Komentar

Nama
Alamat e-mail
Kode Keamanan
Komentar